Thursday, October 25, 2007

Jauh

Pakne…

Iya, bune tau.. pakne pergi ke balikpapannya masih lama..
Masih seminggu lagi, itungannya juga masih bulan depan..
Tapi seperti yang sudah-sudah,saat menanti hal-hal seperti ini, waktu berjalan tidak terasa.. setiap jam, setiap hari rasanya berlalu hanya dalam kejapan mata saja

Kalau ditanya, bune ndak tau musti bilang apa..
Senang, karena ini kesempatan pakne untuk mengibarkan sayap, terbang tinggi dan lalu menaklukan dunia. Selain itu, bune percaya, sudah saatnya pakne menundukkan tantangan yang lebih besar, kembali merasa kosong dan perlu belajar. Hal-hal seperti itu pakne, akan membuat jiwa kita merasa hidup, menajamkan pikiran,dan mengasah ketrampilan.

Bune juga ikut bahagia melihat bangga di wajah pakne. Mengenang kembali perjalanan hidupmu, mulai dari mengemudi subuh hari di kota kecilmu dulu, berkelana keliling kota mencari berita, hingga mencicipi bekerja layaknya orang biasa, Senin hingga Jumat, jam 8 hingga jam 5. Semoga saja, pekerjaan baru nanti tidak akan merampas jiwamu yang selalu bekerja keras, tidak melunturkan semangat pakne yang selalu ingin maju. Dan yang terpenting tidak mengubah pakne untuk selalu berbuat baik bagi orang lain.

Di sisi lain, terselip rasa sedih. Tak terbayang rasanya, menjalani hari demi hari tanpa pakne. Tentu rasanya akan sepi. Lebih sunyi dari malam manapun, bahkan saat angin berhenti berdesir. Bune akan kangen dengan perbincangan kita yang seringkali ndak penting tapi membuat bune tergelak. Bune akan merasa kesepian, saat malam datang dan pagi menjelang. Bune pasti akan rindu, dengan gaya merayu pakne kalau bune ngambek, ketawa pakne saat nonton Tom and Jerry , terutama wangi tubuh pakne di pagi hari

Belum lagi, kalau pakne ngakak saat menikmati banyolan Tukul Arwana dalam Empat Mata,yang lebih sering membuat dahi bune berkerenyit daripada tersenyum. Pakne tau gak? Duduk dekat pakne saja, sudah membuat bune merasa nyaman, tak heran bune seringkali tertidur di pelukanmu. Rasa itu tidak ada duanya.


Ah pakne,tidak pernah terbersit dalam benak bune, akan berjauhan begini. Hanya bertemu satu kali dalam beberapa minggu, tidak lagi memiliki keistimewaan memelukmu kapanpun aku mau. Dan hari itu akan menjadi hari yang selalu bune nanti. Semoga saja, alam mempercepat semuanya dan tidak membiarkan bune menderita dalam rindu setengah mati terlalu lama..

Pakne, baik-baik ya..

love you,
bune

Thursday, August 16, 2007

Mimpi Yang Membawamu Kembali



Dear ade Laksmi,
Apa kabar sayang? Setelah menunggu tiga bulan dan berharap hampir setiap malam, akhirnya dua hari lalu ade Laksmi mampir menyapa bune melalui mimpi. Ah, belum pernah rasanya melihat wajah ade Laksmi yang begitu nyata, begitu dekat, begitu detail..

Dua malam lalu itu, bune lelah sekali, karena pekerjaan yang begitu banyak dan rasanya menghabiskan energi.. Jadi begitu tiba di rumah, bune hanya ngobrol-ngobrol sebentar dengan paknemu,lalu tidur lelap..

Dalam mimpi dua malam lalu itu, bune melihat kita bertiga: diri bune sendiri,ada pakne, dan ade Laksmi di tengah, duduk di atas pangkuan pakne. Dalam mimpi itu, bune begitu terkejut sekaligus merasa aneh karena melihat diri bune sendiri di depan mata..

Ternyata kita bertiga sedang berfoto keluarga. Bune dengan jelas bisa melihat wajah ade Laksmi. Rambutmu sudah banyak ya, itu jabrik dan berdiri-berdiri seperti rambut pakne, pipimu juga putih dan tembem seperti pipi pakne. Ade Laksmi pakai baju merah, dan kaos kaki berenda.. tidak mau diam di pangkuan pakne, sehingga beberapa kali sang fotografer harus mengarahkan gaya.. Lalu bune mencoba membantu dengan mengayunkan mainan untuk memancing senyummu.. Bune dengan jelas mendengar, ade Laksmi mengoceh sederhana “wawawa” begitu kira-kira.. bunyi suara bayi terindah yang rasanya pernah bune dengar..

Lalu tiba-tiba bune terbangun, dan menangis.. tenang sayang, kali ini bukan tangis kesedihan, tetapi bune menangis saking bahagianya. Mengetahui ade Laksmi begitu sehat, begitu ceria dan begitu cantik. Malam itu, entah jam berapa, bune bangunkan pakne. “Aku mimpi ade Laksmi” begitu bune berujar. Pakne segera memeluk erat, dan menenangkan bune yang kala itu dibanjiri air mata.

Bune lalu teringat..waktu bune masih hamil dulu,kami berdua belum memikirkan nama untuk ade. Bune ingin, nama yang tidak panjang, sederhana, namun artinya dalam. Pada jaman bune sekarang banyak ibu-ibu yang memberikan nama yang cukup panjang untuk anak mereka, sampai-sampai neneknya tidak ingat. Jadi bune niatkan saja, maksimal dua kata.

Pakne lalu mengusulkan memberimu nama Kembang Langit. “Supaya seunik Banyu Biru dan Timur Angin” alasan paknemu. Awalnya bune mengiyakan, namun lama-lama bune merasa nama Kembang Langit terasa kurang pas, tidak memiliki arti yang mendalam. Jadilah, kami berdua menghapus nama itu dari kandidat namamu.

Suatu hari, pakne membawa dua kamus tebal bahasa Jawa untuk jadi inspirasi nama ade. Bune mencari-cari sekilas, membaca dari abjad A perlahan-lahan. Jatuh cintalah bune pada kata Anantya, artinya abadi. Arti yang bagus, pikir bune. Beberapa hari kemudian, bune mencari-cari nama lainnya, lalu tertumpulah ibu pada kata Laksmi, artinya kebahagiaan.

Lalu bune usulkan pada pakne, “Adik bayi kita beri nama Anantya Laksmi saja ya, artinya kebahagiaan yang abadi” Kelak bune ingin, dalam menjalani hidup, ade Laksmi selalu dipenuhi kebahagiaan, dan mengerti apa itu bahagia yang sesungguhnya. Nama yang indah kan? Meski mbah putri dari Bogor dan Batang sama-sama bingung “Nama panggilannya apa?” kata mereka..

Rupanya Tuhan Maha Baik ya, ia beri ade Laksmi kebahagiaan abadi yang sesungguhnya. Ade Laksmi diajak tinggal di Surga tanpa harus mengalami dunia yang seringkali tidak adil dan kejam, yang menawarkan beribu kepalsuan. Iya, bune yakin ade Laksmi tentu akan lebih bahagia di sisi Tuhan, ade akan lebih senang karena disana ade bisa meminta apaaaaaa saja yang ade inginkan..

Ade Laksmi sayang, titip bisikkan pada Tuhan, agar ade Laksmi segera dikaruniai adik lagi ya..agar bune tidak kesepian. Ade laksmi tidak perlu takut, karena bune tidak akan pernah lupa pada ade. Bahkan Bune selalu rindu, nanti datang lagi ya ke mimpi bune.. atau sesekali mampirlah ke mimpi pakne, ade bisa bercerita tentang indahnya surga, pakne juga pasti punya sejuta kisah untuk diceritakan.. dan ade akan setuju dengan bune, paknemu itu laki-laki istimewa

Bermainlah puas-puas sayang, karena surga menawarkan hujan kebahagiaan.. tidak pernah putus dan abadi.. Semoga kelak, bune dan pakne bisa bertemu Laksmi disana

Peluk dan cium sayang,
bune

Tuesday, July 24, 2007

Perjalanan Panjang



Saya sudah kembali dari perjalanan panjang, perjalanan yang menguji akal, menantang hati bahkan menuntut kekuatan raga saya.. rasanya seperti didorong pada batasnya. Batas-batas yang saya sendiri tidak pernah tau sampai dimana..

Ini bukan saja perjalanan waktu melainkan sebuah perjalanan perlawanan.. melawan rasa sakit akibat operasi dan infeksi yang membuat saya menjerit, menelan banyak obat, terbaring tak berdaya, juga memaksa saya berteman dengan jarum suntik dan infus.. Melahirkan trauma yang amat sangat.Pun melawan pikiran saya,memanipulasi segala jenis energi negatif sambil mengumpulkan kekuatan, agar hanya hal-hal baik yang berkamar di kepala saya..

Lajur perjalanan lainnya adalah rasa kehilangan.. sungguh tidak mudah, menerima kenyataan Laksmi sudah pergi, bahkan sebelum saya melihat sorot matanya, menyentuh pipinya, dan mencium wangi tubuhnya. Laksmi pergi, sebelum ia sempat berkenalan dengan pakne-nya. Laki-laki baik dengan hati seluas samudera, yang kelak akan mengajak dia menjelajahi alam raya dalam dongeng-dongeng sebelum tidur dan kisah-kisah yang menggugah hati.

Rasa kehilangan yang dahsyat sehingga mampu menusuk hati saya pada malam-malam saat bintang bertengger indah di langit dan bulan menggantung sempurna. Rasa kehilangan yang seringkali membuat saya tenggelam dalam bulir airmata dan berharap agar Laksmi sesekali singgah dalam mimpi saya hanya sekedar memuaskan rindu

Kemudian ada perjalanan memaafkan.. meredam rasa murka terhadap dokter yang menangani saya, meredam sumpah serapah dan deretan makian yang selalu siap keluar setiap saya melihat wajahnya. Juga memaafkan diri saya sendiri, yang sering berputar dalam andai-andai dan merasa belum cukup berjuang demi dia..

Lalu tiba saat untuk mengalami perjalanan menerima.. Menerima bahwa sekuat apapun saya mencoba, tidak akan ada sebuah jawaban yang mampu memuaskan pikiran saya sebagai manusia kecuali meyakini semua yang telah terjadi pada diri saya merupakan kuasa Tuhan. Mempercayai bahwa dengan menerima Laksmi akan lebih bahagia dan tenang, dengan menerima saya akan jauh dari lelah untuk mencari jawaban, dan dengan menerima saya dapat melangkah maju tanpa ragu..

Perjalanan menerima juga membawa saya kepada renungan-renungan panjang. Lalu menjelajahi diri, memutar ulang perjalanan hidup, sambil berdoa dalam bisikan-bisikan ampunan, dan bersyukur dalam ketakjuban. Kadang menangis, mengadu pada Tuhan, memohon peluk hangatNya, dan meminta Dia untuk selalu dekat dengan saya

Dan terbukalah mata saya akan sebuah perjalanan cinta, yang membuat saya tidak mau berkedip selain menikmatinya dengan sempurna.. Tidak pernah rasanya, cinta saya dan suami diuji sampai ke titik ini, dialah yang Tuhan kirimkan sebagai kekuatan saya. Tidak akan pernah saya lupakan, bagaimana ia selalu berusaha tersenyum untuk menyemangati saya sementara di saat yang sama di juga harus berjuang melawan rasa sedih. Memeluk saya di saat saya menangis tanpa banyak berkata apa-apa, meski kadang ia mengaduh sendirian.

dan tidak pernah rasanya, saya dihujani begitu banyak kasih sayang para sahabat. Yang datang dari berbagai penjuru kota, memberi semangat, membawakan cheesecake dan tiramisu kesukaan, membawakan setumpuk majalah sebagai hiburan atau sekedar melempar gurauan agar saya tertawa. Jiwa-jiwa hebat yang selalu ada meski jarak memisahkan, yang selalu terasa dekat meski waktu kerap tak memberi ruang untuk pertemuan.

Lalu, perjalanan cinta membawa saya kembali ke pelukan ibu saya. Merasakan kembali kehangatan keluarga, dan membuat saya sadar, apapun yang terjadi, inilah orang-orang yang tidak akan pernah meninggalkan saya. DI masa lalu sering kali saya berbenturan pendapat, atau tanpa sadar tidak lagi pulang untuk menjenguk dan bertukar kabar. Sekarang saya mengerti, kasih tanpa putus itu hanya perlu dibalas dengan mengalah dan pengertian, yang tentu saja hanya sedikit dibandingkan perjuangan panjang yang sudah mereka lakukan demi saya.

Ini memang perjalanan panjang, ada kalanya saya lelah, ingin berhenti sejenak,ada kalanya saya marah karena perjalanan yang saya lalui begitu berliku tajam..Namun saya sadar, setiap turunan membuat saya selalu waspada, setiap tikungan membuat saya lebih berhati-hati, dan setiap tanjakan akan membuat saya bertambah kuat..

Benar memang, Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup saya akan mudah, namun Tuhan berjanji, Dia akan mendampingi dan ada di dekat saya pada setiap detik, pada setiap sedih, dan pada saat-saat bahagia.. Saya mengerti, perjalanan ini belum sampai pada ujungnya, entah masih panjang, atau sesaat lagi..

Namun perjalanan ini telah menjadi sejarah, sebuah kisah yang tidak mungkin hilang dan terhapus, meski oleh waktu..

dan Anantya Laksmi akan selalu menjadi bidadari kecil saya, malaikat penjaga hidup dengan tempat istimewa di hati..

Saturday, June 09, 2007

jejak abadi


jejak itu tercipta
pada relung sembilan bulan dulu itu
pada gema degup jantung dan gerakan pertamamu

jejak itu terbentuk
kala musik mengalun
dan engkau menari di dalam sana

jejak itu membekas
kala kita saling bicara cinta
melalui tutur yang hanya kita merasainya
berdua saja

jejak itu ada
dan akan selalu ada
meski angin menawarkan hembusan baru
dan hujan menggoda dengan rasa berbeda

jejak itu meninggalkan palung-palung rindu
...abadi.. dan tak akan pernah pergi

(untuk keajaiban yang sejenak mampir: Anantya Laksmi. selamat jalan sayang, berbahagialah dengan sempurna)

Tuesday, May 01, 2007

Kekuatan

Ya Allah..
Maha pemilik hidup
berikan hambamu ini kekuatan
sebaik-baiknya kekuatan
untuk berjuang, bertemu buah hati pertamaku
untuk pertama kalinya di dunia

Tuesday, April 10, 2007

untuk pakne

Pakne, sudah setahun kita menikah

Rasanya seperti baru kemarin ya, kita berkenalan, saling sms, saling diskusi hingga tenggelam dalam persiapan pernikahan yang begitu mengasyikkan. Rasanya juga seperti baru kemarin, kata-kata akad itu diucapkan, perasaan haru yang begitu sangat dicampur rasa bahagia tak terhingga. Rasanya juga baru kemarin ya, kita cekakak-cekikik berdua, dan sekarang kita menanti adik bayi lahir ke dunia.

Pakne.. ini satu tahun yang menyenangkan..

Terima kasih yaa..
Masih bersedia mencuci baju saat hamil bune semakin besar
Tidak pernah mengeluh jika rumah petak kita berantakan
Tidak pernah protes jika bune ngomel-ngomel karena ayah terlalu banyak menonton film kartun
Dan selalu maklum jika bune ngambek karena hanya ingin disayang

Terima kasih yaa..
Untuk selalu memberikan kecupan hangat setiap pagi
dan bersedia bangun tengah malam, jika kaki bune tiba-tiba keram
atau berkutat sendiri di dapur hanya untuk memasak mie dan menggoreng telur
tanpa pernah memaksa bune untuk rutin memasak

Terima kasih yaa..
Karena tidak pernah mempermasalahkan hal-hal kecil yang kadang terjadi
Selalu memberi ruang, agar bune tetap bahagia dengan berkumpul bersama teman lama
Atau menjadi teman diskusi yang asyik tentang berbagai hal tanpa menghakimi

Terima kasih yaa..
Sudah memperkenalkan bune pada indahnya memiliki mimpi besar
Mengajari bune untuk selalu semangat dan bersabar
Dan membimbing bune untuk selalu tangguh menghadapi kesulitan

Meski setahun kemarin hanya kita nikmati dengan indomie rebus dan foto-foto bersama..
Meski setahun kemarin diwarnai dengan hal-hal yang menguras emosi kita

Bune bahagia..
Dan berharap cinta itu akan selalu ada
Seperti Cinta Nagabonar pada sang Kirana.. hehehe

Sunday, April 08, 2007

sudah setahun



..cinta itu akan selalu ada..

Wednesday, March 28, 2007

Keajaiban Es Krim

Okey, in sudah memasuki bulan kedelapan kehamilan. Berat saya sudah naik 18 kg, sudah semakin gendut. Kenaikan berat badan secara gila-gilaan itu sempat membuat saya stres, bukan karena saya takut gendut (hei ini kan orang hamil.. masa kebebasan untuk makan apapun), tapi karena berat badan adik bayi di dalam perut sempat kurang. Iya siiih, hanya beberapa gram saja, dan dokter juga menyatakan tidak mengkhawatirkan..

Tapi kok saya merasa egois ya, karena semua makanan yang saya makan, larinya ke saya semua, sementara adik bayi seolah tidak kebagian. Padahal saya tidak mengalami kesulitan makan apapun sejak kehamilan awal bulan, tidak mual, tidak muntah.. semua makanan masuk dengan sukses ke dalam perut saya. Kok adik bayi tidak besar-besar?.

Dokter sempat melakukan pengecekan kadar kekentalan darah saya. Karena kata dia, kalau darahnya terlalu kental, maka yang masuk ke Plasenta biasanya juga sedikit. Tapi hasil pengecekan juga normal. Oooh, mungkin pola makan saya yang salah. Mulailah saya mengurangi sedikit nasi, dan banyak makan lauk pauk. Tapi nggak berefek juga, berat saya tetap naik gila-gilaan, berat adik bayi naik sangat perlahan

Akhirnya, bertanyalah saya kesana kemari. Banyak orang menyarankan makan es krim. Setengah tak percaya, saya coba saja. Dua minggu lalu, saya rajin sekali makan es krim. Di freezer kulkas, saya simpan es krim Walls satu liter, sebagai cadangan kalau saya tiba-tiba ingin makan es. Enaknya, di kantor saya bisa makan es krim gratis. Jadilah saya rajin menyambangi lantai dua, untuk mencoba berbagi es krim..

Hmmm, memang enaaaakkk.. Conello rasa black forest atau strawberry, paddle pop shake, dan magnum rasa almond.. yummy!saya tidak peduli kalau berat saya terus naik, saya ingin membuktikan kalau resep makan es krim itu manjur. Beberapa orang juga menyarankan supaya saya makan coklat, Jadi tidak hanya es krim, saya juga rajin menyantap coklat hehehe..

Ternyataaa... setelah dua minggu, berat bayi saya naik drastis.. sebanyak 400 gram, jadi sekarang beratnya sudah 2,3 kg. Wuah saya senang bukan main, ternyata berhasil juga usaha saya menaikkan berat adik bayi. Saya juga jadi makin rajin menyambangi lantai dua, kadang teman-teman juga nitip minta diambilkan hehehe.. es krim, es krim, makanan enak penuh manfaat.. hehehe

Sampai teman saya bilang begini “wah baru sekali ini, ada orang yang kegirangan beratnya naik karena makan es krim..”hehehe. Hidup ES KRIM!




Wednesday, March 14, 2007

Renon dan diskriminasi

Namanya Renon. Pangeran Renon. Motor Mega Pro berwarna biru ini sudah menjadi teman sehari-hari bagi saya dan suami mengarungi jalanan. Bahkan mulai semenjak pacaran dulu, renonlah yang setia mengantar kami pergi ke penjuru kota Jakarta. Mulai menikmati air mancur menari di Monas, makan makanan padang di Senen, ataupun sekedar putar-putar di Blok M.

Renon juga kami ajak menempuh hujan, kadang menembus debu dan badannya kadang tergores roda koper, kalau saya terlalu banyak membawa jinjingan saat harus ke luar kota. Renon teruji gesit diajak meliuk-liuk melewati deretan mobil saat macet. Renon juga yang dulu setia membawa kami berdua pulang pergi ke Bogor, sampai perannya tergantikan karena bapak saya tidak tega membiarkan anaknya yang sedang hamil ini harus naik motor ke bogor, sehingga berbaik hati menjemput saya setiap akhir minggu.

Namun, di Jakarta ini, Renon kesayangan kami seringkali mengalami diskriminasi. Dianggap kendaraan kelas dua, diperlakukan seperti seperti kendaraan sampah, dan tidak mendapatkan pelayanan yang cukup. Padahal seperti band Seriues bilang “Motor bagai manusia”, tapi sayangnya sering diperlakukan tidak layak.

Seperti kemarin misalnya, ketika saya harus menghadiri seminar di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Renon kesulitan mendapatkan parkiran. Jangankan parkir, moncongnya baru akan mendekati hotel untuk bertanya saja, semua mata satpam langsung memandang penuh larangan. Belum lagi ditanya ini itu, untuk apa tujuan datang ke hotel. Segera saya tunjukkan undangan seminar yang akan saya hadiri. Setengah malas, akhirnya satpam itu mempersilahkan Renon dan suami saya parkir di basement. Aneh kan, memangnya semua orang yang datang ke hotel harus mengendarai mobil ya? Dan untuk apa pula tidak ada angin dan hujan datang ke hotel tersebut....

Kisah lain juga dialami Renon dan suami saya, ketika menunggu saya selesai menghadiri acara kantor di Hotel Four Season. Parkir di depan jalanan hotel sebentar saja, para petugas keamanan rasanya seperti kegerahan. Mengusir Renon dengan mimik wajah yang tidak menyenangkan. Beruntung, suami tidak bergeming.

Bandingkan jika saya datang dengan mobil menuju hotel. Sampai di depan lobby hotel, pintu dibukakan oleh petugas hotel dengan senyum ramah. Mengucapkan selamat datang dan menawarkan membantu membawa barang. Tak tahulah dia, mobil yang saya tumpangi hanya mobil milik kantor.

Tidak hanya itu,diskriminasi Renon juga terjadi saat kami mengunjungi mal-mal maupun pusat perbelanjaan. Tempat parkir motor biasanya diletakkan jauuuuuh dari gedung, sehingga kami terpaksa berjalan sambil menenteng belanjaan yang kadang-kadang lumayan banyak. Tidak ada keistimewaan bisa menjemput di depan lobby.

Sungguh, kadang kesal sekali diperlakukan seperti itu...



Sunday, February 25, 2007

Kelak..

Nak,kelak kita akan belajar bersama...

Engkau akan belajar, mengenal berbagai hal baru yang pertama kali engkau lihat dengan matamu yang binar, dan aku, ibumu, juga akan belajar meminggirkan semua lelah demi menjawab dengan baik semua tanyamu mengenai isi bumi ini

Engkau akan belajar, bagaimana berjalan di atas dua kakimu, tertatih, jatuh, dan bangun lagi.. yang sesungguhnya mengajarkan padamu, untuk tidak pernah menyerah dalam menggapai apapun yang engkau inginkan di dunia ini. Dan aku, ibumu, juga akan belajar untuk meluangkan waktu di tengah-tengah pekerjaan yang menghimpit waktuku, untuk bermain bersama agar engkau lebih sering tertawa

Engkau akan belajar mengenal huruf dan angka. Melafalkannya menjadi bacaan, menuliskannya dalam cerita dan kisah indah. Kata teman ibu, itulah nanti caramu menyerap energi dunia. Dan aku, ibumu akan belajar, menyiapkan energi lebih banyak, hanya untuk membacakan cerita padamu sebelum dirimu terlelap tidur. Agar engkau berani berimajinasi, bermimpi tinggi-tinggi

Engkau akan belajar menyayangi sekitarmu, mengenal apa itu ketulusan hati, dan berbuat baik tanpa pamrih. Dan aku ibumu juga akan belajar, mengurangi keluhan,berusaha memaafkan, bahwa setiap langkah salahmu adalah sesungguhnya proses belajarmu..

Engkau akan tumbuh.. dari gadis kecil menjadi remaja dewasa. Kau akan belajar mengenal kerasnya dunia, dan sesungguhnya setiap tangis matamu akan membuatmu bertambah kuat. Dan aku, ibumu, juga akan belajar menjadi sahabatmu, membaca ini itu karena nanti masamu dan masaku tidak akan lagi sama

Engkau akan belajar berani, dan berani belajar., mengambil resiko dan berani gagal. Percayalah nak, kegagalan akan menjadi guru ampuh dalam hidupmu. Dan aku, ibumu, juga akan belajar mempercayai setiap pilihan penting dalam hidupmu...

Nak, aku, ibumu bersama ayahmu akan bersama menyaksikan, bagaimana potongan-potongan diri kamu menjadi satu dalam tubuhmu. Setengah milik ayah, dan setengah milik ibu.Semoga hanya kebaikan yang mengalir dalam darahmu. Jangan contoh sikap ibu yang kadang buruk, maupun kebiasaan ayah yang kadang menyebalkan. Tumbuhlah menjadi kuat, nikmatilah indahnya dunia, berproseslah dengan sempurna. Menahapi setiap tangga kehidupan.

Nak, sesungguhnya melalui dirimu, aku, ibumu yakin berbagai keajaiban akan terjadi. Berbagai kisah indah akan mengalir. Apapun yang terjadi, kau akan selalu menemukan surga diantara pelukan-pelukan hangatku...

Thursday, February 22, 2007

Mental Break Session



Semua hal butuh istirahat. Bahkan matahari terlelap saat malam dan sang bulan bertugas terjaga menerangi bumi. Bahkan pada setiap kalimat-kalimat panjang, kita perlu berjeda, untuk sekedar menghela nafas.

Saya percaya setiap orang memiliki momen favorit hanya untuk sekedar mengistirahatkan otak yang seharian keras berfikir, menyandarkan badan yang jungkir balik menghidupi diri, dan memberi ruang pada hati untuk sejenak menghirup aura-aura suci.

Kita perlu beristirahat. Saat dimana kita keluar sejenak untuk keluar dari zona sibuk dan rumit. Menyepi, meminggir tanpa perlu keras berfikir. Menikmati kebahagiaan seadanya, lepas dari label pekerjaan, istri, dan si anu maupun si itu. Berbahagia dengan seadanya, untuk diri saya sendiri.

Ada banyak cara yang saya lakukan untuk memberi badan, pikiran, dan hati saya untuk istirahat. Jika energi sedang cukup banyak, saya sungguh menikmati bebersih rumah. Menata kembali perabotan yang berantakan, rasanya sama dengan menata file-file di kepala saya. Sehingga ketika usai bebenah, hati saya terasa lebih damai, dan siap memulai hari yang baru.

Di kantor, saya punya sesi book club favorit. Sambil membahas buku yang sama-sama kita baca, setiap orang dalam club bebas mengeluarkan pandangan pribadinya, berceloteh tentang pengalaman hidupnya. Dipandu oleh fasilitator yang handal, kami semua diajak meneropong pengalaman hidup dari cara yang positif, dan menguatkan nilai-nilai hidup yang sudah kita pegang.

Sesi ini selalu berhasil memompa semangat saya. Mengingatkan saya untuk selalu bersyukur dan tidak menjalani hidup apa adanya. Pun membantu saya memaknai setiap kejadian yang terjadi dalam hidup saya. Saya cinta book club ini.

Momen istirahat favorit saya yang lain adalah, saat punya kesempatan bertemu dengan sahabat-sahabat lama. Berbincang mengenai hidup, bertukar pikiran mengenai apapun, jujur terhadap keadaan masing-masing hingga berujung pada kehebatan kami mentertawai kebodohan diri sendiri.

Ya.. sahabat-sahabat saya, meski tidak intens bertemu, kami selalu merasa dekat, walau hanya dengan update beberapa jam saja. Hanya disertai beberapa gelas kopi maupun coklat favorit. Pertemuan dengan sahabat selalu membuat saya rindu.

Beristirahat, apapun bentuknya perlu diluangkan. Setidaknya membantu saya bahagia dengan sederhana, dengan diri saya apa adanya.

Monday, February 19, 2007

Berkenalan dengan Pram


Pramoedya Ananta Toer. Nama penulis besar, yang hingga selama 25 tahun saya hidup belum pernah satu pun karyanya say abaca. Yang hingga sang penulis wafat belum pernah saya menjamah buku-buku tulisannya. Alasan sederhana: malas, karena bukunya tebal-tebal dan temanya tampak begitu serius.

Si pram ini sudah banyak dibincangkan orang, berkali-kali menjadi nominasi untuk meraih nobel sastra. Banyak orang mengaku terinspirasi akan tulisannya. Tapi saya tak juga bergeming, bahkan rasa penasaran pun tidak ada. Sekian banyak orang merekomendasikan, bahkan setengah berbangga. Seolah membaca karya Pram sudah menjadikan mereka orang besar, menjadikan mereka lebih berarti, dan membuat tampilan mereka lebih berbobot.

Saya ingat suatu kali, ketika hendak mengikuti seleksi menjadi reporter salah satu televisi swasta. Salah satu pertanyaannya adalah saya diminta menyebutkan judul-judul buku karya Pram. Kalau hanya judul buku sih saya tau, tapi ingin tertawa geli saat sang produser menjelaskan, pertanyaan itu dimunculkan karena menurut mereka orang-orang yang membaca karya Pram tentulah memiliki kualitas otak yang lebih baik. Sungguh aneh.

Lalu beberapa bulan lalu, suami saya membelikan seri buku pertama dari tetralogi Pram yang terkenal. Bumi Manusia. ”Bacalah,kamu akan tenggelam bersamanya,” kata dia. Oke, akhirnya saya ”terpaksa” berkenalan dengan karya Pram. Sekarang saya sudah bisa penasaran, bagaimana sesungguhnya buku yang menurut banyak orang menarik ini? Dari segi mana menariknya? Bahasa tuturnya kah? Jalan ceritanya? Atau apa?

Saya sendiri menyenangi buku-buku yang menyajikan pengalaman baru bagi indra saya. Saya menyukai ending cerita yang sukar ditebak, menyukai deskripsi yang metafora, menyukai penokohan yang aneh, dan menikmati cerita petualangan.

Lalu mulailah saya berkelana dalam Bumi Manusia. Duh, melewati halaman-halaman pertama rasanya suliiiit sekali. Buku itu belum berhasil membawa saya ketagihan, belum mampu memanggil saya ketika saya tidak ada kerjaan. Beranda buku itu belum berhasil membuat saya duduk nyaman. Ketika suami saya tanya ”Buku itu sudah berhasil menarikmu tenggelam?” saya hanya menggeleng sambil meringis.

Lalu, seminggu lalu, ketika saya terpaksa harus tinggal di rumah karena flu berat, saya akhirnya membaca buku itu. Selembar,lalu satu bab, tanpa sadar sudah setengah buku. Saya mulai tenggelam, saat Nyai Ontosoroh menerawang bertutur kembali tentang masa lalunya.

Setelah itu, rangkaian cerita seolah tampak semakin menarik, semakin misterius.

Saya menyukainya. Mengagumi deskripsi Pram tentang bagaimana setiap orang seharusnya merdeka. Tenggelam dalam alur cerita bertuturnya yang begitu mendalam. Dialog-dialog perdebatan yang seru, maupun penggambaran masa lalu yang begitu detail.Saya banyak menemukan kutipan menarik dari buku itu. Tentang cinta, tentang manusia, dan tentang hidup.

Harus saya akui, meskipun belum jatuh cinta, Bumi Manusia telah membawa pengalaman baru bagi indra saya. Sst saya belum selesai membacanya.. penasaran dengan endingnya nih..

Monday, January 22, 2007

merayakan hidup dengan lebih baik

tahun ini,
saya ingin lebih banyak mencoba setiap rasa yang ditawarkan oleh kehidupan
tanpa pagar di kepala, tanpa ekspektasi berlebih
mengikuti laju hidup dengan alami

saya juga ingin meresapi lebih dalam
menyentuh lebih banyak hati
berusaha membuat setiap hari berarti

saya juga tidak akan lelah belajar bermimpi
dan menjejaki tahap demi tahap
berusaha melawan kemalasan yang sangat

tahun ini
saya hanya ingin merayakan hidup dengan lebih baik
apapun keadaannya

Friday, January 19, 2007

Perjumpaan setiap bulan yang menakjubkan



Sejak Juli lalu, setiap bulan saya selalu menantikan perjumpaan ini. Melihat dirinya hanya dari layar mini. Bertransformasi dengan menakjubkan. Mulai berbentuk lingkaran kecil, memanjang, hingga tulang tubuhnya mulai terlihat jelas. Rasanya jika bisa setiap hari memandangnya, meski hanya dalam wujud dua dimensi saja, tentu mampu menghapuskan kekesalan sehari-hari

Seharusnya saya bercerita ini sejak dulu. Sejak Tuhan mempercayakan adik bayi hidup dalam janin saya. Sejak saat itu, banyak momen menakjubkan terjadi, seolah dia memang lahir untuk membuat saya lagi-lagi percaya: keajaiban itu ada!

Sekarang sudah memasuki usia 6 bulan. Setiap bulan saya memang tak sabar. Rasanya kok terlalu lama, menengok dia dalam perut saya. Setiap ke dokter, alat USG selalu ditempelkan, dan dari layar seukuran televisi, saya bisa melihat siluetnya.

Bulan pertama dan kedua memang belum terlihat bentuknya. Hanya kedip-kedip jantungnya saja yang tampak di layar monitor USG. Bulan ketiga dan keempat, bentuknya sudah semakin terlihat, dia sudah memiliki tangan dan kaki. Dokter pun mulai menggunakan alat untuk mendengarkan denyut jantung adik bayi. Degupannya begitu kencang, dua kali detak jantung manusia dewasa.

Pengalaman seru terjadi ketika saya kontrol usia kandungan 5 bulan. DI layar, tampak badannya bergoyang-goyang. Rupanya dia sedang cekukan, tak lama, dia memasukkan jari tangannya ke mulut lalu badannya memutar, sehingga saya hanya bisa melihat siluet kepalanya. Saya tertawa-tawa bahagia, kok bisa ya semua terjadi di dalam perut saya? Subhanallah..

Kehamilan saya, alhamdulilah begitu dimudahkan Tuhan. Tidak ada morning sick, tidak ada muntah-muntah, hanya mual-mual sedikit yang semakin menjadi-jadi ketika saya kelaparan hehehe. Saya juga tidak ngidam, rasanya semua makanan cocok di lidah. Nafsu makan saya pun pada masa awal kehamilan luar biasa naik. Makan sebanyak apapun, sepertinya masih saja kurang.

Saya percaya, kondisi kehamilan ditentukan oleh pikiran. Jadi dari awal saya yakin kehamilan ini akan mudah, saya tidak biasa memanjakan diri. Bekerja seperti biasa, bahkan tetap terbang ke luar kota.

Setiap kali saya berdoa, semoga Allah meridhoi kelahirannya ke dunia dengan kesehatan, mengkaruniai adik bayi dengan kecerdasan, kesolehan, dan budi pekerti yang baik.

Mulai sekarang saya akan lebih sering berbagi cerita, rasanya sayang jika pengalaman menakjubkan ini disimpan sendiri dalam hati. Kelak, saya akan membaca halaman-halaman ini bersama dia.

Lalu tertawa bahagia bersama..

Doakan saya ya..